English English Indonesian Indonesian
oleh

Rektor Unhas: “identitas” Harus Jadi Identitas Unhas dari Masa ke Masa

Ia menegaskan bahwa “identitas” juga harus menjadi ruang bagi pengembangan pemikiran kritis (critical thinking) terhadap Unhas dan isu-isu nasional. Prof. JJ mencontohkan, ketika ada rencana pendirian universitas baru, “identitas” dapat memberikan analisis kritis, misalnya mempertanyakan urgensi penggunaan anggaran negara untuk perguruan tinggi baru ketika universitas yang ada, seperti Unhas di Kawasan Timur Indonesia, masih menghadapi tantangan pendanaan.

“Hal-hal seperti ini bisa dibahas di ‘identitas’. Tidak cukup hanya lewat media sosial pribadi, karena butuh diskusi mendalam, bahkan mendatangkan narasumber. ‘identitas’ bisa menjadi mimbar akademis yang konsisten menghadirkan narasi yang tajam dan mencerahkan,” tegasnya.

Sekjen IKKA “identitas”, Prof. Andi Arsunan Arsin, dalam paparannya memaparkan hasil Raker yang akan menjadi program kerja periode 2024–2028, antara lain:

Studi banding ke media kampus PTN-BH lain.

Menjadikan “identitas” mitra kritis dan strategis Unhas sebagai “mata dan telinga” ketiga.

Menggelar diskusi akademik tentang isu aktual dan mempublikasikannya secara daring.

Mengumpulkan foto para pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana untuk dipajang di rumah kecil (rucil) “identitas”.

Menyediakan bank data alumni dan kolom “Suara Alumni”.

Mengadakan pertemuan silaturahmi bulanan.

Dalam kesempatan tersebut, M. Dahlan Abubakar menyerahkan buku “Apa dan Siapa Kru ‘identitas’” setebal 711 halaman, karya bersama Nur Ainun Afiah, kepada Prof. Jamaluddin Jompa. Buku ini diterbitkan bertepatan dengan peringatan setengah abad media kampus “identitas”. (*/)

News Feed