English English Indonesian Indonesian
oleh

Limbah Rajungan Jadi Produk Bernilai Ekonomis, Warga Lasitae Dilatih Olah Jadi Pengawet Alami, Saus, dan Penyedap Rasa

FAJAR, MAKASSAR-Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Hasanuddin menggelar pelatihan bertajuk Pengolahan Limbah Cangkang Rajungan di Desa Lasitae, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, pada Sabtu, 9 Agustus 2025. Kegiatan ini bekerja sama dengan Kelompok Nelayan Mappedeceng, bertujuan mengubah limbah rajungan menjadi produk bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Hasanuddin (PPMU Unhas) yang melibatkan kolaborasi lintas disiplin dari tiga program studi: Departemen Kimia dan Departemen Biologi (FMIPA), serta Departemen Perikanan (FIKP). Tim PkM dipimpin oleh Prof. Dr. Hasnah Natsir, M.Si., dengan anggota: Prof. Dr. Rugaiyah A. Arfah, M.Si., Prof. Dr. Ir. Muh. Yusri Karim, M.Si., Prof. Dr. Indah Raya, M.Si., Dr. Sci. Muhammad Zakir, S.Si., M.Si., Prof. Ahyar Ahmad, Ph.D., Dr. Herlina Rasyid, S.Si., Riska Mardiyanti, S.Si., M.Sc., Andi Evi Erviani, S.Si., M.Sc., dan Ir. Muhammad Nadir, M.Si.

Mahasiswa S1, S2, dan S3 juga terlibat aktif dalam proses edukasi dan praktik lapangan bersama masyarakat. Pelatihan ini mengajarkan tiga keterampilan utama:

  1. Pembuatan serbuk kitosan dari limbah cangkang rajungan.
  2. Pengolahan saus dari limbah air rebusan rajungan.
  3. Produksi kaldu bubuk alami sebagai penyedap sehat dari cangkang rajungan.

Menurut Prof. Hasnah Natsir, limbah rajungan yang melimpah di daerah pesisir, khususnya Lasitae, seharusnya tidak menjadi masalah lingkungan. Dengan pendekatan tepat dan metode yang mudah diterapkan, limbah tersebut bisa diolah menjadi produk bernilai tambah sekaligus sumber usaha baru yang ramah lingkungan.

Pelatihan berlangsung secara partisipatif, di mana warga langsung mempraktikkan tahap demi tahap mulai dari pembersihan dan pengolahan cangkang, pencampuran bahan, hingga pengemasan produk.

Salah satu peserta, Ibu Surianti, mengaku senang karena bisa mencoba langsung membuat saus rajungan dan memahami manfaat kitosan. “Biasanya cangkang kami buang begitu saja. Sekarang kami tahu bisa dijadikan bubuk penyedap, saus, bahkan pengawet alami,” ujarnya.

Ketua Kelompok Mappedeceng, Hj. Sunarti, menyambut baik kegiatan ini. Ia berharap keterampilan yang diperoleh dapat dikembangkan menjadi usaha rumahan berbasis potensi lokal. “Kalau selama ini cangkang rajungan terbuang, sekarang bisa jadi produk bermanfaat dan ramah lingkungan,” katanya.

Tim PkM juga menyampaikan apresiasi kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhas atas dukungan penuh, yang memungkinkan sinergi antara keilmuan kampus dan kebutuhan masyarakat pesisir.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan warga, memicu lahirnya inovasi produk lokal, serta membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan menjaga ekosistem pesisir melalui pemanfaatan limbah yang sebelumnya terbuang. (*/)

News Feed