FAJAR, MAROS – Tim dosen dan mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) melaksanakan program Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) di Desa Moncongloe Lappara, Kabupaten Maros. Kegiatan yang berlangsung selama sebulan penuh, dari 1 hingga 31 Juli 2025 ini, berfokus pada pelatihan pengolahan tanaman obat keluarga (TOGA) menjadi produk herbal bernilai ekonomi dan kesehatan.

Program ini mengusung tema “Peningkatan Potensi Serta Promosi Desa Sehat Moncongloe Lappara Maros Melalui Pengembangan Pengolahan Diversifikasi TOGA Menjadi Produk Herbal Berbasis Digital Technopreneur” dan didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan (DIKTISAINTEK).
Pelatihan diberikan kepada para mitra desa dalam mengolah tanaman TOGA menjadi beragam produk, seperti teh herbal, jamu tradisional, keripik daun salam, dan sabun dari minyak jelantah. Selain pengolahan produk, para peserta juga dibekali keterampilan dalam pengemasan dan strategi promosi penjualan berbasis digital.
Beragam Produk dan Manfaatnya
Beberapa produk yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi:
Teh Herbal: Mengandung jahe, sereh, dan teh oolong. Teh ini dikenal memiliki manfaat antivirus dan antibakteri, memperkuat daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan, membantu menurunkan berat badan, serta meredakan gejala flu.
Jamu Herbal: Terbuat dari kunyit, jahe, dan sereh. Bermanfaat mengurangi nyeri haid, sebagai antioksidan, serta berfungsi sebagai antibiotika alami.
Keripik Daun Salam: Camilan sehat tanpa pengawet dan pewarna buatan. Produk ini mempertahankan kandungan nutrisi dari daun salam dan menjadi alternatif pangan fungsional.
Ketua tim pelaksana, Dr. apt. Sukmawati Syarif, S.Farm., M.Kes, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menjadikan masyarakat Desa Moncongloe Lappara sebagai agen edukasi dan pelatihan dalam pemanfaatan tanaman TOGA.
“Dengan adanya kegiatan ini, mitra mampu mengembangkan usaha olahan tanaman TOGA yang sehat dan memiliki nilai ekonomi,” ungkap Dr. Sukmawati.
Tim pengabdi juga melibatkan Ir. St. Hajrah Mansyur, S.Kom., M.Cs., M.Ta dan Dr. Muhammad Nur Abdi, SE., MM. Selain pelatihan, tim PMM juga menyerahkan sejumlah alat produksi untuk mendukung keberlanjutan kegiatan di desa tersebut.
Kepala Desa Moncongloe Lappara, Sirajuddin, S.AP., menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan program ini. Ia berharap kegiatan serupa terus berlanjut di masa depan.
Warga desa yang menjadi mitra pelatihan mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini. Mereka merasa ilmu dan keterampilan yang diperoleh membuka peluang baru untuk mengembangkan potensi lokal, khususnya dalam mengolah tanaman TOGA yang selama ini kurang dimanfaatkan secara optimal.
Dengan potensi tanaman rimpang yang melimpah di wilayah tersebut, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam mendorong Desa Moncongloe Lappara menuju kemandirian ekonomi berbasis sumber daya lokal. (*)