Pernyataan Sahroni makin memperkuat dugaan bahwa telah terjadi kesalahan fatal dalam komunikasi internal KPK.
Bupati Abdul Azis, yang juga hadir di lokasi, tak kuasa menyembunyikan kekecewaannya.
“Saya baru tahu 3 jam lalu soal kabar OTT. Banyak keluarga dan sahabat menelepon, prihatin. Tapi saya ingin tegaskan bahwa saya dalam kondisi baik, mengikuti Rakernas bersama Kakak Sahroni,” ujarnya.
KPK Dinilai Gegabah
Sebelumnya, pernyataan Johanis Tanak telah menyulut kegaduhan setelah ia menyebut secara langsung nama Abdul Azis sebagai kepala daerah yang diamankan. Kini, dengan pernyataan sang Ketua KPK sendiri yang justru menyanggah itu, publik pun bertanya-tanya: ada apa dengan koordinasi di tubuh lembaga antirasuah ini?
Kejadian ini membuka ruang kritik terhadap ketidakcermatan komunikasi publik KPK, apalagi menyangkut nama baik seseorang yang merupakan pejabat publik aktif. Muncul pula kekhawatiran bahwa label OTT bisa dengan mudah digunakan tanpa dasar kuat.
Sejauh ini, KPK belum memberikan permintaan maaf resmi atas kericuhan informasi tersebut. Kasus ini pun dinilai menjadi preseden buruk bagi citra KPK di mata publik.