FAJAR, MAKASSAR – PSM Makassar masih belum menuntaskan konflik finansial dengan mantan gelandang andalannya, Wiljan Pluim. Hingga Rabu, 6 Agustus 2025, klub berjuluk Pasukan Ramang itu masih dalam status dibekukan oleh FIFA. Akibatnya, mereka terancam tak bisa memainkan pemain baru saat laga perdana kontra Persijap Jepara, Jumat, 8 Agustus 2025, di Stadion Gelora BJ Habibie, Parepare.
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Ferry Paulus, turut mengonfirmasi bahwa status PSM masih dalam pantauan FIFA karena sengketa yang belum selesai dengan Pluim. Menurutnya, sanksi tersebut membuat klub tidak bisa mendaftarkan pemain baru ke sistem pendaftaran resmi kompetisi.
“Kalau PSM memang belum sepakat, lebih tepatnya masih bersengketa dengan Wiljan Pluim. Ada perpindahan transfer yang belum clear,” jelas Ferry Paulus.
Ferry juga menyebutkan bahwa pihak PSM tengah mengupayakan penyelesaian. Mereka sudah melakukan asistensi dan berharap persoalan ini rampung dalam waktu dekat.
“Hari ini mereka juga sudah melakukan asistensi. Mudah-mudahan dalam beberapa hari ke depan bisa selesai. Tapi kalau sampai hari ini belum beres, tentu PSM tidak bisa mendaftarkan pemain baru,” sambungnya.
Pluim: Legenda yang Berakhir Pahit
Wiljan Pluim bukan sosok sembarangan di tubuh PSM. Gelandang asal Belanda itu membela klub selama lebih dari enam tahun dan menjadi bagian penting dalam keberhasilan meraih Piala Indonesia 2019 serta gelar Liga 1 2022/2023. Namun, akhir kisahnya di Makassar tak seindah prestasinya. Pluim dikabarkan kecewa dengan manajemen klub, terutama terkait persoalan hak finansial yang tak kunjung dibayarkan.