Tito mengaku belum ingin berkomentar terlalu jauh sebelum menerima laporan lengkap. Namun pernyataannya menunjukkan bahwa pemerintah pusat mulai mencermati serius dinamika yang terjadi di Pati.
“Nanti kita cek. Saya sudah perintahkan Irjen untuk turun ke lapangan,” ucapnya singkat.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa kebijakan pemerintah daerah tetap berada dalam pengawasan pemerintah pusat, terutama jika berpotensi menimbulkan keresahan sosial.
Protes Makin Meluas, Warga Bergerak
Sementara itu, di Pati, gerakan perlawanan warga terus menguat. Massa terus menggalang dukungan logistik, seperti makanan dan air minum, untuk persiapan aksi akbar. Namun penggalangan ini sempat diganggu oleh Satpol PP yang memindahkan lokasi pengumpulan bantuan karena area tersebut akan dipakai untuk acara Hari Jadi Kabupaten Pati dan HUT RI.
Warga pun menolak alasan tersebut. Sebagian bahkan sempat menggeruduk kantor Satpol PP sebagai bentuk protes atas tindakan pengangkutan paksa air mineral donasi.
Di media sosial, video tantangan Bupati Sudewo kepada 50.000 demonstran ramai menuai komentar pedas.
“Masyarakat Pati bergerak!” tulis akun Ggewepe.
“Lawan pejabat yang tak peduli rakyatnya,” sahut dadangkurniadi.
Dengan suhu politik lokal yang memanas, perhatian publik kini tertuju pada langkah selanjutnya yang akan diambil Mendagri Tito Karnavian dan pemerintah pusat, apakah akan memberi teguran, mengevaluasi kebijakan, atau bahkan mendorong revisi atas kenaikan PBB-P2 yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.