FAJAR, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui prediksi. Pengamat ekonomi asal Makassar, Sutardjo Tui, menjadi salah satu sosok yang sejak awal optimistis terhadap capaian ini. Dia pun mengungkap sejumlah faktor pendorongnya.
Saat banyak ekonom memprediksi laju ekonomi di bawah 5 persen, Sutardjo justru memproyeksikan pertumbuhan di kisaran 5 hingga 6 persen. Kini prediksinya terbukti tepat.
Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan pertumbuhan kuartalan (qtq) sebesar 4,04 persen.
“Sejak awal saya melihat bahwa Indonesia punya potensi untuk tumbuh kuat di tengah tekanan global, asalkan program-program unggulan pemerintah dijalankan dengan serius,” ujar Sutardjo kepada FAJAR Selasa (5/8/2025).
Sutardjo Tui menilai pertumbuhan ini bukan sekadar angka keberuntungan. Ia menyebut keberhasilan ekonomi nasional ditopang oleh tiga program strategis pemerintah yang berdampak langsung pada ekonomi masyarakat.
Pertama, program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keunggulan program ini, karena menggairahkan sektor pangan, logistik, dan distribusi.
Kedua, program Daya Anagata Nusantara (Danatara). Inilah yang menggerakkan investasi baru serta optimalisasi aset negara.
Ketiga, Koperasi Desa Merah Putih yang memperkuat fondasi ekonomi rakyat melalui koperasi modern dan digitalisasi desa.
Menurutnya, kombinasi program tersebut mendorong permintaan domestik. Kemudian membuka lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat di berbagai lapisan.
