FAJAR, BELOPA — Pemerintah Kabupaten Luwu bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia menggelar kegiatan Sosialisasi Optimalisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi, pada Senin sore, 4 Agustus 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Andi Kambo, Kompleks Perkantoran Bupati Luwu, dibuka secara resmi Bupati Luwu, Patahudding.
Hadir sebagai narasumber, General Manager Regional IV PT Pupuk Indonesia wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua, Wisnu Ramadhani, serta Ketua Asosiasi Distributor Pupuk Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan, Hj. Andi Nurlia Sulaiman.
Dalam sambutannya, Bupati Luwu menyampaikan bahwa penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Luwu masih tergolong rendah. Oleh karena itu, ia mendorong para pemilik kios dan pengecer untuk mempercepat distribusi kepada para petani.
“Kita harus upayakan agar penyaluran pupuk lebih cepat sampai ke tangan petani. Harapannya, dalam dua bulan ke depan, distribusi sudah bisa mencapai 100 persen,” ujar H. Patahudding.
Ia juga menyoroti sejumlah kendala, salah satunya adalah persoalan pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
“Banyak petani yang tercatat dalam RDKK sudah tidak berdomisili di Kabupaten Luwu, namun namanya masih tercantum. Jika memungkinkan, data tersebut bisa diperbarui dan digantikan oleh anggota keluarga lainnya. Untuk itu, saya minta para penyuluh agar turun langsung melakukan pendataan ulang,” jelasnya.
Tak lupa, Patahudding juga menyampaikan apresiasinya kepada Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, atas perhatian dan dukungannya terhadap para petani di Kabupaten Luwu.
“Kita patut berterima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian yang kembali memberikan tambahan alokasi pupuk bersubsidi bagi petani kita tahun ini,” tambahnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, anggota DPRD Kabupaten Luwu dari Komisi II yang menjadi mitra pemerintah daerah dalam sektor pertanian.
Sementara itu, Manager PT Pupuk Indonesia Wilayah Pemasaran IV Makassar, Wisnu Ramadhani, menegaskan bahwa Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, memiliki komitmen kuat terhadap kesejahteraan petani di Sulawesi Selatan.
“Dua tahun lalu, kuota pupuk nasional hanya sebesar 4,5 juta ton. Kini, sudah meningkat menjadi 9,5 juta ton. Ini bentuk perhatian besar beliau terhadap petani,” kata Wisnu.
Oleh karena itu, ia mengimbau agar penyaluran pupuk di Sulsel dapat dioptimalkan agar serapan tepat waktu, dan jatah pupuk tidak dialihkan ke daerah lain. (*)