FAJAR, MAKASSAR — Novelis Tere Liye kembali melontarkan kritik keras terhadap wajah politik Indonesia. Tanpa tedeng aling-aling, ia menyebut mayoritas pejabat tinggi di negeri ini tak lebih dari penjilat kekuasaan.
“99% pejabat tinggi di negara ini, modelnya begini semua. Penjilat kelas berat. Banget,” tulis Tere Liye dalam unggahan terbarunya.
Bagi penulis novel Negeri Para Bedebah itu, marwah pejabat publik yakni integritas dan keberanian bersuara seolah telah lenyap ditelan ambisi. Bahkan, menurutnya, mereka yang dahulu paling lantang mengkritik pemerintah kini justru paling dulu bersedia tunduk.
“Yang kemarin maki-maki, kritis, idealis… saat ditawari posisi: ‘Siaaap, Pak!’” sindirnya tajam.
Tak berhenti sampai di situ, Tere Liye juga menyinggung langsung satu partai politik yang menurutnya sejak awal telah menunjukkan kecenderungan menjadi “penjilat kekuasaan”.
“Apalagi yang memang aslinya penjilat kayak geng PSI, bukan main deh,” lanjutnya.
Meski terkesan sarkastik, pernyataan Tere Liye bukan tanpa dasar. Ia melihat fenomena yang berulang dalam setiap transisi kekuasaan: barisan tokoh kritis yang berubah haluan setelah diberi jabatan. Dalam narasinya, idealisme hanya jadi komoditas sementara yang dijual murah saat kesempatan datang.
Tere Liye bukan tokoh politik. Ia juga bukan aktivis jalanan. Tapi sebagai penulis, ia kerap memilih jalur sunyi untuk menyuarakan kegelisahan publik. Kritik-kritiknya kerap terasa pahit, tetapi justru karena itulah ia dianggap jujur.
Dan kini, lewat sebuah unggahan yang hanya terdiri dari beberapa kalimat, Tere Liye kembali mengingatkan publik: jangan berharap terlalu banyak pada moralitas politisi, sebab loyalitas mereka bisa berubah hanya karena satu kursi.