FAJAR, MAKASSAR – Festival Perkaderan HMI Cabang Makassar menghadirkan nuansa sejarah dan budaya dalam balutan sinema dokumenter dengan memutar film Marrege; Awaiting Macassan karya sutradara Ahmad Wildan Nouimere, Sabtu malam, 2 Juli 2025 di pelataran hotel Liberta Grand Sayang, jalan Mannunggal, kota Makassar.
Film produksi kolaborasi Dinas Kebudayaan Kota Makassar dan Sky Project ini tak hanya menyajikan kisah epik pelaut Bugis-Makassar, tetapi juga membangkitkan memori diaspora maritim yang telah menjejak jauh melampaui batas-batas Indonesia modern.
Acara pemutaran film yang berlangsung hangat ini turut diselingi diskusi bertajuk Telusur Diaspora Makassar Melampaui Indonesia, menghadirkan sang sutradara Ahmad Wildan dan Ketua Bidang Hubungan Internasional PB HMI, Muhammad Arsy Jailolo.
Wildan, yang juga Direktur Program Festival Film Makassar, mengungkapkan bahwa film ini lahir dari keinginan menghadirkan perspektif alternatif dalam melihat sejarah pelaut Makassar. “Selama ini, kita mengenal kapal Phinisi sebagai ikon, padahal ada kapal paddewakkang—kapal tanpa mesin motor, yang kami buat sendiri demi kebutuhan produksi—yang justru digunakan pelaut Makassar pada abad ke-15 hingga 16,” jelas Wildan.
Ia juga menyoroti pentingnya menggali sejarah diaspora bukan hanya melalui jalur rempah yang identik dengan kolonialisme dan konflik kekuasaan, melainkan lewat jalur perdagangan teripang (sea cucumber) yang menghubungkan Makassar dengan pesisir Australia Utara.
“Jalur teripang membuka ruang eksplorasi baru tentang pertukaran budaya, linguistik, teknologi pertukangan, seni, hingga genetika antar suku,” tambahnya.