FAJAR, MAROS— Dalam suasana hangat dan penuh kepedulian, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, mengunjungi Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Maros, Sabtu (2/8), dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN).
Kunjungan ini menjadi penegasan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam mendukung tumbuh kembang anak, termasuk mereka yang tengah menjalani pembinaan di LPKA.
Turut mendampingi Wagub antara lain Ketua DPRD Sulsel drg. Andi Rachmatika Dewi, Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Sulsel Andi Nirawati, Ketua Dharma Wanita Sulsel Melanie Simon Jufri, serta Sekda Maros Andi Davied Syamsuddin yang mewakili Bupati Maros. Mereka disambut oleh jajaran LPKA, para orang tua, serta 59 anak binaan.
Dalam sambutannya, Fatmawati Rusdi menegaskan bahwa kehadirannya adalah bukti nyata bahwa pemerintah tidak menutup mata terhadap nasib generasi muda, termasuk mereka yang sedang menjalani pembinaan.
“Alhamdulillah, saya bisa hadir di tengah anak-anakku semua. Ini bentuk komitmen dan kepedulian kami. Pemerintah tidak boleh membiarkan siapa pun tertinggal, apalagi generasi muda yang sedang dibina untuk kembali ke masyarakat,” ujar Fatmawati.
Ia mengajak anak-anak binaan untuk meninggalkan masa lalu dan fokus membangun masa depan yang lebih baik.
“Masa lalu biarlah menjadi kenangan. Masa depan masih panjang dan terbuka. Fokus belajar, perbaiki diri, dan siapkan mimpi-mimpi besar kalian,” imbuhnya.
Fatmawati juga menyampaikan apresiasi atas kebersihan dan kerapian fasilitas LPKA, serta potensi luar biasa anak-anak binaan. Salah satunya adalah seorang anak binaan yang telah menghafal tujuh juz Al-Qur’an, yang membuatnya terharu.
Sebagai bentuk dukungan, Pemprov Sulsel menyerahkan sejumlah bantuan, antara lain:
1 unit mesin cuci
1 unit mesin jahit
1 unit laptop
Peralatan olahraga: raket, bola voli, dan bola kaki
“Kami hadir membawa sedikit bantuan untuk mendukung kegiatan keterampilan dan olahraga. Semoga bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Saat ini, LPKA Maros membina 59 anak berusia 15–18 tahun, dengan rincian:
33 kasus perlindungan anak
18 pidana umum
7 kasus narkotika
Masing-masing 1 kasus UU Kesehatan dan kejahatan mata uang
Sebagian dari mereka masih mengikuti pendidikan secara daring dan mengejar paket A, B, atau C.
Program pembinaan LPKA Maros meliputi pendidikan kepribadian bekerja sama dengan Pondok Pesantren Al Hidayah, konseling, kepramukaan, serta pelatihan keterampilan seperti:
Budidaya ikan
Hidroponik
Pembuatan sabun
Kerajinan boneka, manik-manik, dan bingkai kupu-kupu
Namun, LPKA masih menghadapi sejumlah tantangan seperti kekurangan tenaga pengajar dan pelatih keterampilan, serta minimnya dukungan dari keluarga anak-anak binaan.
Fatmawati berharap seluruh pihak dapat bersinergi untuk memberikan harapan baru dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak tersebut.
“Tugas kita semua adalah memastikan mereka punya jalan untuk masa depan. Kerja hebat lahir dari kolaborasi yang baik. Pemerintah Sulsel menanti kerja sama yang lebih kuat ke depan untuk menciptakan generasi yang cerdas, terampil, dan berkarakter,” tutupnya. (*)