FAJAR, MAKASSAR – Mendorong hasil riset perguruan tinggi agar lebih dikenal dan bermanfaat bagi masyarakat luas, tim peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Pengembangan Model Agenda Media Isu-isu SDGs di Media Massa Berbasis Hasil Riset Perguruan Tinggi”.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Skema Penelitian Fundamental Reguler (PFR) yang didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Tahun 2025, dan dilaksanakan, Jumat (1/8/2025) di Ruang GDLN, LPPM Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar.
FGD yang dipimpin Sri Hastjarjo, S.Sos., Ph.D. selaku ketua peneliti ini menghadirkan para akademisi, pakar Sustainable Development Goals (SDGs), serta jurnalis dari berbagai media. Hadir dari Unhas: Prof Suharman Hamzah, Prof Andi Dirpan, Prof Nursini, Prof Tuti Bahfiarti, Muhammad Yusri Zamhuri, Andi Ahmad Yani, Aswin Baharuddin, serta jurnalis Ilham Wasi (Fajar), Sanovra JR (Tribun Timur), dan Andi Nurhikmawati (Rakyat Sulsel).
FGD ini menjadi forum strategis dalam menjaring masukan dari berbagai pemangku kepentingan untuk menyusun model komunikasi media yang efektif dalam mengangkat isu-isu SDGs. Hasil-hasil riset dari perguruan tinggi dapat lebih banyak memperoleh ruang pemberitaan di media massa serta menjangkau perhatian publik.
“Riset perguruan tinggi selama ini banyak yang berhenti di jurnal ilmiah, konferensi, atau seminar. Publik sering kali tidak mengetahui hasilnya,” ujar Sri Hastjarjo. “Kami ingin mengetahui di mana letak stagnasinya, terutama dalam relasi antara peneliti dan media.”
Menurutnya, kolaborasi antara peneliti dan media sudah menjadi kebutuhan mendesak. “Peneliti butuh media agar hasil penelitiannya ditangkap publik,” paparnya.
Sementara itu, jurnalis Ilham Wasi dari Harian FAJAR menyoroti pentingnya penggunaan kata kunci “SDGs” secara eksplisit dalam pemberitaan. “Isu-isu SDGs sering diangkat media, tapi kata ‘SDGs’ jarang disebut dalam teks. Padahal, kata kunci itu penting agar lebih mudah ditemukan di mesin pencari,” jelasnya.
Melalui diskusi ini, para peserta sepakat bahwa sinergi antara akademisi dan media harus terus diperkuat agar informasi berbasis riset dapat turut mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs secara lebih luas. (*/)