Dari Mattoanging ke Untia dan Sudiang, dari janji ke janji, para suporter PSM telah melewati fase optimis, skeptis, sampai apatis. Tapi jauh di dalam hati mereka, selalu ada tempat untuk berharap. Karena di balik semua drama ini, satu hal tak berubah: PSM butuh rumah. Bukan hanya lapangan, tapi rumah yang bisa jadi simbol perjuangan dan harga diri klub yang lahir bahkan sebelum republik ini merdeka.
Jangan Lagi Jadi Janji
Rp650 miliar adalah angka besar. Tapi harapan ribuan suporter PSM jauh lebih besar. Dan lebih rapuh. Jangan lagi membiarkan stadion hanya menjadi bagian dari pidato politik atau headline sesaat. Karena bagi warga Makassar dan Pasukan Ramang, stadion bukan proyek biasa. Ia adalah identitas.
Sudiang boleh jadi panggung baru. Untia bisa jadi simbol ambisi. Tapi sejarah akan mencatat: siapa yang benar-benar mewujudkan stadion bagi Makassar, dialah yang mengobati luka panjang Mattoanging. (wid-uca)