Mattoanging: Luka yang Belum Sembuh
Masih teringat di benak suporter PSM: Stadion Mattoanging. Stadion yang dulu jadi benteng. Tempat PSM menari di hadapan puluhan ribu suporter. Era Nurdin Abdullah pernah menyulut harapan dengan desain baru, restu pusat, dan rencana renovasi total.
Namun semua itu runtuh saat Nurdin tersandung kasus korupsi. Proyek stadion ikut tenggelam. Mattoanging kini hanya tinggal puing dan kenangan. Tempat yang pernah jadi markas kebanggaan, kini tak lebih dari bangunan angker tak bernyawa. Satu-satunya hal yang hidup di sana hanyalah cerita masa lalu.
Untia dan Sudiang: Dua Nama, Satu Kerinduan
Sekarang, dua nama baru muncul: Untia dan Sudiang. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, berambisi membangun stadion di Untia, kawasan pesisir utara kota. Di sisi lain, Pemprov bergerak di Sudiang, daerah padat dan lebih terintegrasi secara transportasi.
Jika kedua rencana ini benar-benar berjalan, maka Makassar bisa jadi kota dengan dua stadion megah sekaligus. Tapi publik Makassar tahu betul: membangun stadion bukan sekadar bikin maket atau menganggarkan dana. Perlu komitmen, transparansi, dan keberanian politik. Sebab sejarah membuktikan, stadion di Makassar selalu punya nasib yang pelik.
Harapan PSM Makassar dan Duka yang Tak Mau Pergi
Suporter PSM Makassar adalah salah satu yang paling loyal di negeri ini. Mereka mencintai klubnya dengan cara yang keras: hadir, berteriak, menangis, dan tak pernah pergi. Tapi mereka juga lelah diberi harapan palsu. Kata “stadion” tak lagi otomatis membangkitkan semangat. Sebaliknya, justru memunculkan tanya: “Jadi betulan ji ini, kah?”