English English Indonesian Indonesian
oleh

PT Vale Sulap Lahan Kritis Jadi Agrowisata Ponda’ta, Tanam Ribuan Nanas

Penulis: Rudiansyah

FAJAR, LUTIM – Ketika musim kemarau datang, tak sedikit masyarakat di Desa Tabarano bisa tidur nyenyak. Kebakaran lahan, seringnya terjadi tiba-tiba.

Itu dulu. Sekitar tiga tahun yang lalu, 2022. Sebelum lahan langganan kebakaran itu ditanami nanas. “Kalau kebakaran, sudah was-was kita di sini,” kata Kepala Desa Tabarano, Rimal Manukallo saat memberikan sambutan di Agrowisata Ponda’ta, Minggu, 27 Juli. 

Agrowisata Ponda’ta (Pineapple Pathways for Sustainability atau jalur nanas menuju keberlanjutan) berada di daerah pegunungan. Masuk wilayah pegunungan, Gunung Tabor, Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda. Sekitar 45 menit dari Kecamatan Malili, Ibu Kota Kabupaten Luwu Timur.

Rimal menunjuk ke area ladang nanas yang baru dibuka beberapa pekan yang lalu. Luasnya 1 hektare. Bibit nanas yang ditanam sudah mulai tumbuh. Kemudian, ia mengalihkan lagi pandangan ke area lahan nanas yang sudah berbuah. 

“Yang ini luasnya 2 hektare. Yang inilah yang sudah kita panen beberapa kali. Dan ada lagi dua hektare di sana baru kita buka juga. Sudah ditanam juga. Jadi totalnya 5 hektare,” ungkap Rimal sambil melempar senyum. 

Di area ini, ada dua Gasebo. Di tengah ladang nanas, ada rumah kayu belum selesai. Niatnya dijadikan rumah produksi. Tetapi karena dianggap menghalangi pandangan, bangun rumah kayu itu akan dipindahkan. 

“Di atas sana nanti ada rumah produksi. Di sampingnya ada lahan kosong lagi sekitar 6 hektar. Ini jadi agro peternakan. Nanti akan ada peternakan sapi dan kambing,” ungkapnya sambil menunjuk area yang dimaksud. Di sana terlihat gunung tinggi. Orang Tabarano menyebutnya gunung goyang. 

News Feed