Belum selesai di situ, Hodak kembali ke Liga 1. Kali ini ke klub besar lainnya, Persib Bandung. Dan inilah yang membuat nama Bojan kelak jadi melambung.
Persib dan Hodak: Dari Krisis ke Puncak
Saat datang ke Persib pada Juli 2023, situasi klub Kota Kembang sedang tidak ideal. Mereka berada di zona degradasi, baru berpisah dengan Luis Milla, dan dihantui tekanan publik. Tapi Hodak tahu caranya menghadapi tekanan. Sedikit demi sedikit, ia membenahi tim.
Persib bangkit. Mereka mencatatkan 14 laga tanpa kekalahan, masuk Championship Series, dan akhirnya keluar sebagai juara Liga 1 2023/2024. Itu jadi gelar pertama yang diraih Persib bersama pelatih asing.
Musim berikutnya, Hodak bahkan menyempurnakan kejayaan. Persib kembali juara dan merayakannya di kandang sendiri sebuah momen bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dan yang terasa lebih “mengganggu” bagi publik Makassar. Sejak ditangani Hodak, PSM belum pernah menang melawan Persib. Tavares yang sebelumnya memang sudah kalah dari Hodak di AFC Cup, kini tak mampu menembus dominasi sang rival. Statistik makin menegaskan bahwa Hodak bukan hanya tahu cara membangun tim, tapi juga tahu cara meredam Pasukan Ramang.
Dua Klub, Satu Jalan Panjang
PSM dan Persib adalah dua klub yang mewakili dua wajah sepak bola Indonesia: satu klub tertua dari Timur yang berdiri dengan tradisi panjang, satu lagi raksasa dari Barat yang hidup dengan tekanan dan kejayaan. Dan kini, mereka dipertemukan oleh satu nama, Bojan Hodak.
Untuk PSM, Hodak adalah bab yang belum selesai. Seseorang yang sempat membuka pintu, lalu tertutup oleh keadaan. Untuk Persib, Hodak adalah era baru, simbol perubahan, dan kini ikon kebangkitan.