“Alhamdulillah, ini hasil dari musyawarah yang mengedepankan nilai kekeluargaan. Semua berjalan baik tanpa kompetisi yang bersifat perebutan,” ungkapnya.
Salah satu program prioritas yang akan segera digerakkan adalah akselerasi internasionalisasi kampus-kampus anggota AFEB. Hal ini senada dengan dorongan dari Dikti dan PP Muhammadiyah yang menargetkan perguruan tinggi Muhammadiyah mampu bersaing secara global.
Menurut Prof Muzakar, Muhammadiyah memiliki fondasi kuat dengan kampus-kampus seperti UMS, UMM, dan UMY yang telah menjalin kerja sama internasional. Tantangan terbesar, menurutnya, adalah menyelaraskan gerak antar kampus agar bisa melangkah bersama.
“Kita perlu sinkronisasi dan kerja bersama. Internasionalisasi tidak bisa dicapai sendiri-sendiri. Maka, pencapaian akreditasi unggul nasional jadi tahap awal yang wajib,” katanya.
Ia menyebutkan, dalam waktu dekat akan digelar program-program konkret seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, workshop internasional, serta penyusunan kurikulum berbasis standar global. AFEB juga tengah menjajaki akreditasi dari lembaga luar negeri seperti AACSB.
Wakil Rektor I Unismuh Makassar, Prof. Dr. Andi Sukri Syamsuri, menyampaikan rasa terima kasih karena kampusnya dipercaya sebagai tuan rumah. Ia menyebut kongres ini bukan hanya agenda akademik, tetapi juga forum refleksi menyusun strategi ke depan.
“Kegiatan ini menjadi ruang penting untuk menjawab berbagai tantangan ekonomi dan pendidikan tinggi, sekaligus memperkuat peran AFEB di ranah nasional,” katanya.