Saat ini, total penghuni Liponsos mencapai 38 orang. Selain anjal dan manusia silver, di sana juga ada ODGJ, orang terlantar, dan lainnya.
Mereka akan dibina selama 3 hingga 10 hari, sesuai Perda yang berlaku. Dinsos juga tengah mendorong revisi Perwali agar ke depan bisa memberikan pelatihan keterampilan yang lebih terarah.
“Tujuan kami agar mereka punya skill, bisa kembali beradaptasi dan mandiri di tengah masyarakat,” imbuh Zuhur.
Razia malam itu juga mengungkap fakta menarik. Dari hasil penghitungan uang recehan, salah satu manusia silver berhasil mengumpulkan Rp225 ribu hanya dalam beberapa jam.
“Dari situ kita tahu bahwa aktivitas mereka bukan karena tidak ada pilihan. Tapi karena ada peluang ekonomi di jalanan. Ini yang kami coba ubah,” ujar Zuhur.
Kepala Dinas Sosial Makassar, A Bukti Djufri menambahkan bahwa Dinsos berkomitmen melanjutkan patroli rutin. Khususnya malam hari, sebagai bentuk keseriusan menertibkan kota dari praktik eksploitasi jalanan yang meresahkan masyarakat.
Termasuk sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak memberi uang di jalan kepada anjal-gepeng. “Itu terus kita kampanyekan agar masyarakat juga sadar bahwa memberi itu tidak boleh karena sama saja membiarkan anjal-gepeng ini terus bertahan di jalan,” katanya. (mum).
.