FAJAR, MOSKOW – Semenanjung Kamchatka di Rusia Timur kembali diguncang gempa dahsyat bermagnitudo 8,7 yang memicu gelombang tsunami hingga setinggi 4 meter. Wilayah ini bukan kali pertama menjadi panggung bencana besar—dalam sejarahnya, Kamchatka telah enam kali dihantam tsunami mematikan, termasuk salah satunya yang merenggut lebih dari dua ribu jiwa.
Guncangan besar kembali melanda kawasan lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia Timur, pada Rabu (30/7/2025), dengan kekuatan gempa mencapai magnitudo 8,7. Gempa itu memicu tsunami setinggi 4 meter dan menjadi pengingat kelam akan sejarah panjang aktivitas seismik di wilayah ini.
Kamchatka dikenal sebagai salah satu zona tektonik paling aktif di dunia, bagian dari Cincin Api Pasifik yang menyimpan potensi bencana alam dahsyat. Dalam catatan ilmiah yang ditulis oleh Pinegina dan J. Bourgeois dalam jurnal Natural Hazards and Earth System Sciences (2001), wilayah ini telah dihantam enam kali tsunami besar dalam rentang tiga abad terakhir.
Tsunami tertua tercatat terjadi pada Oktober 1737, dipicu gempa magnitudo 9.0 dengan ketinggian gelombang (runup) mencapai 30 meter. Bencana ini menjadi salah satu tsunami terdokumentasi pertama dalam sejarah Kamchatka.
Gelombang kehancuran kembali datang pada tahun 1841, ketika tsunami dengan ketinggian sekitar 15 meter kembali menerjang. Dua dekade kemudian, pada tahun 1923, Kamchatka diguncang gempa bermagnitudo 8,4 yang disusul tsunami setinggi 8 hingga 10 meter.
Namun tragedi paling mematikan terjadi pada November 1952. Gempa megathrust berkekuatan 9.0 mengguncang kawasan ini dan mengirimkan gelombang setinggi 15–18 meter ke daratan. Lebih dari 2.300 orang dilaporkan meninggal dunia dalam bencana yang dianggap sebagai tsunami paling dahsyat sepanjang abad ke-20 di Rusia.