English English Indonesian Indonesian
oleh

Dekan FKIP UKI Toraja Raih Doktor Ilmu Linguistik di Unhas, Teliti Simbol dalam Ritual Adat Toraja

FAJAR, MAKASSAR – Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Indonesia (UKI) Toraja, Daud Rodi Palimbong, resmi meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Linguistik pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (FIB Unhas), Selasa, 30 Juli 2025. Ujian disertasi doktor tersebut digelar di Ruang Senat FIB Unhas.

Dalam disertasinya yang berjudul “Simbol dalam Ritual Adat Rampanan Kapa’ di Kabupaten Toraja Utara: Kajian Semiotik”, Daud menyoroti kekayaan simbolik dalam upacara pernikahan adat Toraja, Rampanan Kapa’. Disertasi ini dibimbing Prof. Dr. Tadjuddin Maknun, Prof. Dr. Lukman, dan Prof. Dr. AB. Takko Bandung.

Daud menjelaskan, upacara Rampanan Kapa’ tidak hanya menyatukan dua individu atau keluarga, tetapi juga menjadi sarana pewarisan nilai-nilai budaya, sosial, dan spiritual. Simbol-simbol seperti sirih, babi, tongkonan, dan manik-manik mengandung makna mendalam yang ditelaah melalui pendekatan semiotik Roland Barthes—yakni denotasi (makna literal), konotasi (makna emosional dan kultural), serta mitos (narasi budaya yang membentuk dan memperkuat identitas tradisional).

Tujuan penelitiannya adalah mengidentifikasi simbol-simbol dalam upacara tersebut, menganalisis maknanya berdasarkan teori Barthes, serta mengkaji dinamika kontramitos (penyesuaian), pengukuhan, dan pembaharuan mitos dalam menghadapi perubahan budaya.

Penelitian dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara dengan tokoh adat dan keluarga pelaksana upacara, studi pustaka, dokumentasi audio-visual, serta teknik pencatatan lapangan. Analisis dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan praktik dan persepsi kolektif masyarakat Toraja terhadap simbol-simbol adat tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol flora, fauna, dan benda budaya dalam Rampanan Kapa’ tidak hanya berfungsi secara ritual, tetapi juga sebagai representasi nilai-nilai seperti kesucian, kehormatan, dan kebersamaan. Simbol-simbol tersebut juga memainkan peran penting dalam menjaga dan menyesuaikan identitas budaya Toraja di tengah tantangan modernitas.

“Rampanan Kapa’ bukan sekadar seremoni, tetapi ruang sakral bagi pelestarian nilai dan jati diri masyarakat Toraja yang terus berkembang,” ujar Daud Rodi Palimbong dalam ujian tersebut. (*).

News Feed