English English Indonesian Indonesian
oleh

“Negara Cuma Bisa Kentut”: Tere Liye Geram, Ijazah Palsu Ramai, Hak Penulis Dibiarkan

Dengan gaya khasnya yang blak-blakan, Tere Liye mengkritik keras sistem perpajakan. Ia merasa rakyat kecil seperti dirinya dipaksa patuh dan patuh terus. “Jangan coba-coba berhenti bayar pajak, berhenti lapor SPT saja, otomatis surat cinta datang dari kantor pajak,” tulisnya.

Ia pun menyindir sikap para pejabat yang kerap tampil patriotik, namun abai terhadap ketimpangan hukum dan keadilan. “Berhentilah membual seolah paling patriot di negeri yang hukum dikentuti. Pelaku korupsi tertawa lebar jadi komisaris BUMN. Oportunis dan penjilat rebutan jadi relawan,” lanjutnya.

Puncaknya, ia menyentil isu ijazah palsu yang pada saat itu sedang hangat dan menjadi bahan pembicaraan publik. “Ijazah? Memang tidak penting dibahas. Yang penting itu: ditunjukkan!” tulisnya, menyandingkan kalimat itu dengan foto Luhut yang tengah berbicara soal isu serupa.

Unggahan tersebut bukan sekadar keluhan pribadi. Lewat nada sinis dan satire, Tere Liye seperti sedang mengajukan gugatan moral: mengapa negara begitu cepat menuntut kewajiban, namun lamban memberi keadilan?

“Teruslah bodoh, jangan pintar,” pungkasnya, mengutip salah satu judul bukunya yang kini terasa sebagai sindiran sosial yang menohok.

News Feed