Dalam sesi tanya jawab, AYP juga berbagi pengalaman pribadinya saat hampir melanjutkan studi ke Universitas Oxford, sebelum akhirnya memilih Jerman. Ia mengungkapkan bahwa universitas-universitas top dunia kini aktif mencari mahasiswa dari Asia, termasuk Indonesia, karena krisis demografi di negara-negara maju.
“Saya bertemu 25 mahasiswa LPDP di London. Di Oxford, banyak mahasiswa dari China, Korea, Singapura, dan India. Anak-anak Sulsel juga harus bisa seperti itu, kuliah di kampus kelas dunia,” tambahnya.
AYP juga menyatakan dukungan penuhnya terhadap MG Sulsel dalam memperluas informasi beasiswa ke pelosok daerah.
“Kalau saya ke Sulsel, kita bisa kolaborasi. Saya siap sediakan panggungnya. Kita bisa undang narasumber yang bisa bantu anak-anak lulus LPDP,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua MG Sulsel, Asri Ismail, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata kontribusi pihaknya dalam memperluas akses informasi beasiswa, khususnya untuk pemuda di Sulsel.
“Kami baru saja menjalin kerja sama strategis dengan Dinas Pendidikan Sulsel lewat program MG Sulsel in Action, yang melibatkan alumni dan awardee LPDP untuk mengajar siswa secara hybrid selama 3–4 bulan,” jelas Asri.
MG Sulsel, lanjutnya, juga tengah menjajaki kolaborasi dengan DJPB Sulsel melalui program-program sosial seperti Koperasi Merah Putih, Makan Bergizi, Sekolah Rakyat, dan Sekolah Unggulan Garuda.
Menutup kegiatan, Asri menitipkan pesan kuat kepada para peserta.
“Jangan pernah takut bermimpi besar. Bangsa besar lahir dari keberanian anak-anak mudanya untuk bertindak. Beasiswa LPDP bukan akhir, tapi awal dari tanggung jawab besar untuk mengabdi dan memberi dampak,” ucapnya. (sae)