Mantan PM Mahathir Mohamad, yang kini berusia 100 tahun, ikut hadir dan menyampaikan kritik keras.
“Yang bersalah dibebaskan, yang tidak bersalah dituntut,” tegas Mahathir di hadapan massa.
Aksi ini bukan hanya tentang harga barang atau subsidi. Lebih dalam, ini adalah krisis kepercayaan terhadap kepemimpinan nasional. Rakyat merasa dikhianati oleh narasi perubahan yang tak kunjung diwujudkan.
Kini, nasib Anwar Ibrahim berada di persimpangan. Apakah ia akan mampu menjawab ekspektasi rakyat dan memulihkan harapan, atau justru mengulang kegagalan pemimpin sebelumnya? (*)