Kegiatan seperti yang dilakukan saat ini kata dia, menjadi salah satu bentuk intervensi negara dalam meningkatkan kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas.
“Apalagi yang selama ini mereka sering merasa terpinggirkan dari pasar kerja formal,” tuturnya.
Fokus utama pelatihan kata dia, membentuk keterampilan dasar dan keterampilan kerja mandiri bagi penyandang disabilitas agar mereka memiliki daya saing.
“Program ini tidak hanya memfasilitasi pelatihan, tetapi juga mendorong percepatan penempatan kerja bagi peserta yang telah menyelesaikan pelatihan,” ucapnya.
Kementerian Ketenagakerjaan berharap langkah-langkah afirmatif seperti ini dapat diadopsi oleh lebih banyak perusahaan swasta.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin turut mengapresiasi keterlibatan sektor swasta, termasuk Alfamart, yang telah membuka ruang kerja inklusif.
Ia berharap kolaborasi lintas sektor seperti ini dapat terus diperluas agar semakin banyak penyandang disabilitas mendapatkan hak dan kesempatan yang setara dalam dunia kerja.
“Dengan sinergi antara pemerintah, BAZNAS, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya, peluang kerja bagi penyandang disabilitas diharapkan semakin terbuka lebar,” ucapnya.
Perwakilan manajemen Alfamart, Ronggo Prastowo menjelaskan bahwa perusahaan secara bertahap membangun sistem kerja yang ramah disabilitas, mulai dari penyediaan fasilitas fisik hingga pelatihan keterampilan.
“Kami berkomitmen untuk menambah jumlah karyawan disabilitas secara berkelanjutan, tidak hanya di Makassar, tetapi juga di kota-kota lain di Indonesia,” ucapnya.