Selembar ijazah yang mestinya menjadi urusan administratif kini menjelma menjadi alat politik dan wacana pembunuhan karakter. Di tengah arus informasi yang begitu cepat, ruang untuk klarifikasi terasa makin sempit.
Jokowi, yang dulu dielu-elukan sebagai pemimpin rakyat, kini harus berhadapan dengan kenyataan bahwa di ruang digital, reputasi bisa dikaburkan hanya dengan dua kata yang terus diulang: ijazah palsu.
