Ia juga mengakui bahwa sekalipun ijazah ditunjukkan ke publik, tidak semua orang akan percaya. Namun, menurutnya langkah itu tetap penting.
“Apakah setelah diperlihatkan maka orang-orang akan diam? Nggak juga. Tetap akan berisik. Tapi setidaknya, elu sudah maju satu langkah, dengan gagah berani diperlihatkan. Apakah yang nyinyir akan percaya? Nggak juga. Tapi elu sudah perlihatkan. Elu bisa membungkam orang-orang ini. Saya juga kesal sekali lihat orang-orang ini celoteh bahas ijazah-ijazah begini. Jadi ayolah, masing-masing bisa dibuat selesai?”
Tere juga menyinggung pernyataan Presiden Jokowi yang menyebut ada tokoh besar di balik isu ijazah palsu, namun tidak menyebutkan nama. Ia menyebut pernyataan itu justru memperpanjang isu yang ada.
“Bereskan gitu loh. Indonesia ini sudah punya banyak masalah. Bukan malah dibuat awet masalah ini. Jokowi malah nyebar isu ada orang besar di balik tuduhan ijazah palsu. Ditanya siapa, nggak mau jawab. Lantas buzzer, relawannya juga jejeritan memperlihatkan logika ambyar tak bertepi. Termasuk yang ini, duuh, sejak kapan datang ke reuni itu bukti punya ijazah asli?”
Sebagai penutup, Tere mengisahkan pengalamannya sendiri saat menempuh pendidikan di Universitas Indonesia.
“Jelek-jelek gini, saya dulu kuliah dua kali di UI. Saya, juga ‘alumni’ FTUI, saya bisa datang ke acara alumninya. Tapi saya tidak akan mengklaim punya ijazah asli hanya gara-gara datang ke reunian. Lah, saya cuma satu tahun tok di sana. Yang lulus di FEUI nah yang ini 100% asli ijazahnya.”