Hingga Minggu (27/7), 21 warga Thailand tewas—mayoritas adalah warga sipil. Kamboja mengklaim kehilangan 13 orang. Lebih dari 168.000 orang mengungsi dari zona konflik. Desa-desa di Kap Choeng kini sepi, sekolah tutup, rumah sakit kosong.
Di tengah asap perang, harapan tetap hidup.
“Aku berdoa agar Tuhan membantu kedua pihak duduk bersama dan mengakhiri perang ini,” kata Bualee Chanduang, pedagang lokal yang kini terpaksa meninggalkan rumahnya.
PBB dan Human Rights Watch menyerukan penghentian penggunaan senjata terlarang dan meminta semua pihak menjaga keselamatan warga sipil.
Pertemuan di Malaysia menjadi titik harapan. Dunia menanti: apakah diplomasi akan memadamkan bara di perbatasan?