FAJAR, MAKASSAR–Perum Bulog Sulsel-Sulbar berusaha mengantisipasi munculnya kasus pengoplosan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) milik Perum Bulog yang saat ini sedang masif disalurkan.
Salah satu langkah Perum Bulog Sulsel-Sulbar adalah meningkatkan intensitas monitoring dengan rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak).
Seperti hari ini, Kepala Perum Bulog Wilayah Sulsel-Sulbar, Fahrurozi melakukan sidak di Gudang Kolo-Kolo, Kabupaten Kepulauan Selayar.
Dalam sidak ini, Fahrurozi didampingi Pimpinan Cabang Perum Bulog Bulukumba, Farid Nur.
“Langkah konkrit yang kami lakukan di Bulog Kanwil Sulselbar untuk mencegah pengoplosan yaitu dengan melakukan sidak. Hari ini kami melakukan sidak di gudang-gudang kami, di titik-titik penyaluran, untuk memastikan dari segi kualitas, kuantitas, maupun peruntukannya atau pembelinya apakah sudah sesuai ketentuan atau tidak,” jelas Fahrurozi, Minggu, 27 Juli 2025.
Secara kualitas menurut dia, Bulog ingin memastikan bahwa semua beras yang disalurkan tidak berhama atau layak konsumsi.
Sementara, secara kuantitas atau kuantum, Bulog mau memastikan tidak terjadinya kekurangan volume.
“Sehingga, apa yang disalurkan melalui SPHP sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tegasnya.
Dalam upaya Bulog Kanwil Sulsel-Sulbar memastikan beras SPHP tidak bocor ke pengusaha dan dioplos?
“Untuk memastikan beras SPHP tidak bocor ke pengusaha kami menggunakan aplikasi. Aplikasi penyaluran bantuan dan penyaluran SPHP, namanya Klik SPHP. Jadi, setiap pembeli itu diwajibkan merecord datanya, harus ada foto dan setiap pembeli wajib atau hanya diperbolehkan membeli dua karung atau dua kemasan. Ini untuk memitigasi atau meminimalisir penjualan besar-besaran oleh kios-kios yang kita tunjuk,” jelasnya.