Wadirlantas Polda Sulsel, AKBP Erwin Syah, menekankan bahwa edukasi keselamatan lalu lintas harus dilakukan secara konsisten di semua level masyarakat.
Etika dan aturan berlalu lintas harus menjadi budaya. Kendaraan itu digerakkan manusia. Jadi, kualitas SDM yang patuh dan sadar hukum lalu lintas itu kuncinya. Kalau kesadaran ini tumbuh, angka kecelakaan pasti bisa ditekan.
“Keterlibatan anak-anak sebagai duta informasi sangat strategis dalam membangun generasi yang sadar lalu lintas,” akunya.
Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kota Makassar, Syarifuddin, menegaskan pihaknya akan lebih serius menegakkan larangan membawa kendaraan pribadi ke sekolah.
“Kami akan mendata parkir liar. Kalau mereka tidak parkir di dalam tapi simpan motornya di luar, itu tetap tanggung jawab sekolah,” ujarnya.
Langkah ini, kata dia, merupakan bagian dari instruksi Wali Kota Makassar untuk mengurangi kemacetan dan angka kecelakaan di sekitar sekolah. Dinas Pendidikan juga mendorong kolaborasi dengan Dinas Perhubungan untuk penyediaan bus sekolah gratis.
“Kalau alasan orang tua karena tidak ada transportasi, maka pemerintah siap hadir. Bahkan kalau perlu, orang tua antar sendiri anaknya ke sekolah,” tambahnya.
Melalui edukasi menyeluruh, sinergi lintas instansi, dan perubahan pola pikir sejak usia dini, diharapkan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pelajar di Sulawesi Selatan bisa ditekan secara signifikan. (edo)