English English Indonesian Indonesian
oleh

Konflik Thailand-Kamboja Kembali Membara: 12 Tewas, Indonesia Desak ASEAN Bergerak

MAKASSAR, FAJAR – Konflik bersenjata kembali pecah di kawasan perbatasan Thailand dan Kamboja, menewaskan sedikitnya 12 orang dan memaksa lebih dari 40.000 warga sipil mengungsi dari 86 desa yang terdampak. Eskalasi ini menjadi yang paling serius sejak insiden serupa pada tahun 2011.

Sengketa wilayah antara Thailand dan Kamboja bukanlah hal baru. Pada 2011, kedua negara terlibat bentrokan berdarah selama berbulan-bulan di sekitar kompleks Candi Preah Vihear, yang diklaim oleh kedua belah pihak. Konflik saat itu menewaskan puluhan orang dan memicu pengungsian besar-besaran. Meskipun sempat mereda lewat mediasi ASEAN, persoalan batas wilayah tidak pernah benar-benar diselesaikan dan kini kembali memanas dalam skala yang lebih luas dan destruktif.

Bentrok Bersenjata dan Korban Jiwa

Ketegangan memuncak pada Rabu malam (23/7) di kawasan Ta Muen Thom, perbatasan yang telah lama disengketakan oleh Thailand dan Kamboja. Menurut laporan militer Thailand, bentrokan bermula ketika pasukan Kamboja menembaki satuan patroli Thailand di dekat garis demarkasi sengketa. Sebagai respons, militer Thailand mengerahkan enam jet tempur F16 untuk membombardir posisi artileri Kamboja di sekitar Candi Preah Vihear dan Chong Bok pada Kamis pagi.

Namun, pemerintah Kamboja membantah tuduhan tersebut. Phnom Penh menyatakan bahwa pasukan Thailand terlebih dahulu memasuki zona abu-abu, memasang barikade kawat duri, dan melakukan pengeboman secara sepihak, sehingga mereka bertindak untuk mempertahankan wilayah.

News Feed