FAJAR, MAKASSAR — Malut United sedang membangun sesuatu yang besar. Tim asal Maluku Utara ini tak main-main menatap Super League musim ini. Sesuai nama kompetisinya yang “super”, Malut juga tengah menyusun super skuad, penuh ambisi, penuh nama besar.
Pemain-pemain yang mereka datangkan bukan sembarangan. Ada David da Silva, Ciro Alves, Gustavo Franca, dan Tyronne del Pino. Nama-nama yang tak asing bagi pencinta Liga 1 atau Super League. Mereka adalah bagian dari “gerbong emas” Persib Bandung. Sebuah era ketika Maung Bandung tampil buas, haus gol, dan penuh bintang. Kini, kekuatan itu bergeser ke tim timur: Malut United.
Tapi Malut belum berhenti. Mereka terus bergerak, berburu pemain di semua lini. Misinya jelas: tidak boleh ada posisi yang lemah. Semua sektor harus tangguh. Targetnya bukan sekadar bertahan di Super League, tapi menjadi penantang serius. Harus Juara.
Salah satu langkah strategis mereka, sudah dimulai musim lalu. Di situ mereka menyasar kekuatan dari tim-tim besar lainnya. Kali ini sasarannya adalah PSM Makassar. Malut dengan berani memboyong Sayuri bersaudara, Yakob dan Yance, dua pemain kunci dari skuad juara PSM. Mereka juga sukses merekrut Safrudin Tahar, bek senior yang kenyang pengalaman bersama Pasukan Ramang.
Menariknya, ketika banyak tim sibuk mencari pelatih asing, Malut justru memilih jalur berbeda. Hendri Susilo, pelatih lokal yang dikenal tegas dan visioner, didapuk menahkodai skuad bertabur bintang ini. Keputusan ini memberi sinyal bahwa Malut tak hanya mengejar nama, tapi juga membangun karakter tim yang kuat dari dalam negeri.