“Kita ini negara yang bisa tidur nyenyak, tidak seperti negara-negara yang penuh konflik. Maka jangan kita rusak dengan kegaduhan,” ujarnya, seolah mengingatkan bahwa tidur yang tenang adalah kemewahan yang lahir dari kerukunan.
Tak hanya kepada umat, ia juga menyapa para jurnalis, mengajak mereka menjadi perpanjangan pesan cinta kasih. “Kalau semua orang benar-benar menjalankan ajaran agamanya, kita bahkan tidak butuh polisi. Tidak akan ada korupsi, tidak akan ada yang mengambil barang milik orang lain,” katanya sambil tersenyum.
Dalam kunjungan itu, Uskup Agung Makassar, Mgr. Fransiskus Nipa, menyambut Menag dengan pelukan persaudaraan yang hangat. Ia mengamini semua pesan yang disampaikan. Karena cinta kasih, menurutnya, adalah inti dari semua ajaran agama.
“Ketika saya berkunjung ke Kementerian Agama, Pak Menteri menyambut saya dengan kata-kata Selamat datang di rumah sendiri. Hari ini, saya juga menyambut beliau dengan kalimat yang sama. Karena ini memang rumah kita bersama,” ujar Uskup, penuh haru.
Dalam satu pertemuan singkat itu, agama-agama tidak saling bersaing. Tidak ada kecurigaan, tidak ada dinding. Yang ada hanya kasih yang menembus batas.
Dan mungkin, dalam ketulusan itu, kita semua diingatkan: rumah ibadah apa pun sejatinya adalah rumah bagi siapa saja yang datang dengan hati damai.