“Ini menjadi sinyal kuat bahwa pasar di sini sangat menjanjikan. Maka kami putuskan untuk memperluas jaringan dengan target delapan outlet di Makassar dan sekitarnya,” ujar Okta.
Okta menambahkan, dengan delapan gerai yang direncanakan, Almaz menargetkan dapat menyerap sekitar 200 tenaga kerja lokal. Setiap outlet rata-rata mempekerjakan 20 hingga 25 karyawan, belum termasuk dampak ekonomi yang dirasakan oleh sektor pendukung lainnya.
“Kalau satu outlet menyerap 25 orang, berarti delapan outlet bisa membuka lapangan kerja untuk 200 orang. Tapi tidak berhenti di situ. Ada pula dampak ekonomi lanjutan untuk supplier bahan baku, UMKM logistik, hingga penjual es batu dan elpiji,” jelasnya.
Cabang ini juga menandai pelaksanaan rencana besar Almaz di tahun 2025, yang mencakup lima cabang tambahan yang kini sedang dalam tahap renovasi. Dua outlet baru dijadwalkan buka di Maros dan Tanjung besok, sementara tiga lainnya menyusul bulan depan.
Menurut Okta, kekuatan utama Almaz Fried Chicken tak hanya terletak pada rasa ayam goreng yang disesuaikan dengan selera lokal, tapi juga pada nilai sosial yang melekat di setiap transaksi konsumen.
“Fried chicken bukan tren musiman. Kami hadir dengan semangat yang sama, tapi membawa nilai tambah,” paparnya.
Nilai tambah tersebut diwujudkan melalui sistem infak perusahaan. Sebanyak lima persen dari omzet setiap gerai disalurkan ke kegiatan sosial dan keagamaan, termasuk bantuan kemanusiaan ke Palestina, pembangunan masjid, pesantren, dan santunan untuk fakir miskin.
