FAJAR, TORAJA UTARA — Di tengah gelontoran dana pendidikan yang digembar-gemborkan mencapai triliunan rupiah, wajah nyata pendidikan di pelosok Indonesia masih menyisakan luka lama: ketimpangan infrastruktur.
Di Pegunungan Toraja, tepatnya di Kelas Jauh SMPN 1 Sa’dan, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pemandangan memilukan terlihat pada Kamis (24/7/2025). Ruang belajar para siswa lebih mirip gubuk darurat.
Berdinding papan, beratap seng, tanpa plafon, dan berlantaikan tanah merah. Saat musim hujan, pasti ditumbuhi rumput liar.
Setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, para siswa tak hanya mempersiapkan buku pelajaran. Mereka juga mencabut rumput dari dalam kelas.
“Kalau tidak dicabut, rumputnya tinggi sampai ke bangku. Tanahnya basah dan licin saat hujan,” ujar salah satu tenaga pengajar, Daniel Limbong, yang menjadi saksi harian perjuangan anak-anak ini.
Daniel membagikan kondisi tersebut lewat sebuah video di akun Facebook-nya. Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat para siswa bergotong-royong mencabut rumput di dalam kelas. Tanpa sepatu khusus, tanpa alat bantu.
Dalam keterangannya, Daniel menyindir tajam: “Beginilah kondisi kelas jauh SMPN 1 Sa’dan. Sampai hari ini belum ada sentuhan dari pihak berwenang.”
Unggahan tersebut viral di media sosial, ditonton hampir 7.000 kali, dibanjiri puluhan komentar, dan dibagikan ke berbagai platform.
Sunyi dari Tanggapan Resmi
Hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas Pendidikan Toraja Utara, Martinus Manatin, belum memberikan tanggapan atas kondisi tersebut, meski telah dihubungi FAJAR.