Dia juga mengaku sudah berkomunikasi dengan Maroko, bahwa KBC ini baiknya didrop ke Timur Tengah. Itu dilakukan untuk mencegah peperangan yang terjadi atas nama agama.
”Karena kita melihat, mahasiswa Arab Saudi yang datang ke Indonesia, mereka mau meng-Arabkan Indonesia, dari Iran meng-Irankan Indonesia, dari Eropa meng-Eropakan Indonesia. Jadi kurikulum cinta ini untuk mendoktrin anak-anak di madrasah, agar tidak membenci sesamanya,” tuturnya.
Sementara Hunas Kanwil Kemenag Sulsel, Mawardy Siradj mengatakan, salah satu tujuan kurikulum berbasis cinta diluncurkan untuk mendorong moderasi bagi anak-anak generasi masa depan.
”Madrasah selama ini didogma sebagai Islam saja. Jangan sampai ada perspektif masyarakat yang menilai, kalau anak madrasah saja begitu, apalagi yang lain. Jadi kalau anak madrasah sudah menilai non muslim sebagai sesama dengan toleransi, maka itu sudah menjadi masa depan yang cerah,” ungkapnya. (wid)