Ia menugaskan Diskominfo dan dinas terkait untuk menindaklanjuti kebutuhan teknis yang diajukan Satlantas—mulai dari jaringan yang lebih stabil, kamera dengan kualitas citra lebih baik, hingga integrasi data lintas instansi, termasuk dengan Bapenda untuk mendeteksi kendaraan yang belum membayar pajak.
Sistem ETLE terbaru akan punya “mata” yang lebih tajam. Tak hanya menangkap pengendara tanpa sabuk atau yang asyik bermain ponsel saat berkendara, tapi juga mendeteksi pelanggaran helm, kendaraan lawan arah, bahkan plat nomor yang tak taat pajak. Surat konfirmasi pelanggaran nantinya akan dikirim langsung ke rumah pemilik kendaraan lewat kerja sama dengan Kantor Pos.
Namun, perhatian Munafri tidak hanya berhenti di ruas protokol. Ia ingin pengawasan cerdas juga menjalar ke lorong-lorong kota, ruang vital di mana denyut kehidupan warga berjalan setiap hari.
“Kita ingin sistem CCTV juga bisa menjangkau lorong. Bukan hanya untuk lalu lintas, tapi juga untuk keamanan dan peristiwa lainnya,” ungkapnya
Langkah ini, menurut Appi, bisa diwujudkan lewat teknologi cloud, yang memungkinkan data pemantauan terekam otomatis tanpa harus membangun pusat penyimpanan besar yang menyita ruang. Ia membayangkan sistem yang ramping, efisien, namun kuat dalam menangkap setiap detil kehidupan kota.
“Kami tidak mau sekadar punya alat canggih, tapi sistem kerjanya ribet. Makassar harus punya sistem yang praktis dan efektif,” tegasnya.
Di tengah kompleksitas kota yang terus tumbuh, upaya memperkuat ETLE dan memperluas pemantauan digital bukanlah agenda tambahan, melainkan pondasi baru untuk menciptakan kota yang tertib, aman, dan responsif terhadap warganya.