English English Indonesian Indonesian
oleh

Ketika Rumah Tak Lagi Aman: Suara Anak di Hari yang Harusnya Penuh Cinta

Save the Children Indonesia tak tinggal diam. Lewat kerja-kerja pendampingan yang senyap namun berpengaruh, mereka menyasar akar dari permasalahan ini: pola pengasuhan, ketidaksiapan sistem sekolah, budaya diam di komunitas, serta minimnya kanal pengaduan yang aman dan terpercaya bagi anak.

Mereka membangun mekanisme pencegahan dan penanganan kekerasan langsung dari komunitas. Mereka memperkuat SOP rujukan kasus di sekolah, melatih guru untuk menjadi penjaga pertama, bukan justru pelaku. Mereka menyusun pendekatan pengasuhan positif agar orang tua kembali belajar: bahwa anak bukan milik, melainkan amanah.

Di ruang digital, Digital Youth Council dibentuk agar anak-anak tidak hanya menjadi objek, tapi subjek aktif. Suara mereka mulai didengar, keterlibatan mereka dalam proses advokasi jadi nyata. Anak-anak kini tidak hanya bertanya, “Siapa yang akan melindungi kami?”, tapi juga menyuarakan, “Kami tahu apa yang kami butuhkan.”

Hari Anak Nasional mestinya dirayakan dengan senyum, bukan dengan angka. Tapi tak apa jika tahun ini kita kembali dihadapkan pada luka—selama itu menjadi cambuk untuk bertindak lebih tegas, lebih manusiawi, dan lebih berpihak.

Karena sesungguhnya, tak ada masa depan bangsa jika hari ini saja anak-anaknya tak merasa aman.

News Feed