Antara Tim dan Ambisi
Sebagai pemain muda, Jens Raven berada dalam posisi ganda: membawa Garuda Muda ke final sekaligus membuktikan diri layak naik kelas. Misi tim dan ambisi pribadi seringkali saling berkelindan. Dan jika tidak dikelola, bisa menjadi beban.
Raven mengaku berusaha tetap fokus. Tekanan dan ekspektasi, katanya, bukan hal yang ia pikirkan saat ini. “Saya hanya ingin tampil maksimal. Fokus bantu tim,” ujarnya singkat.
Namun faktanya, sorotan publik sudah sedemikian tajam. Apalagi jika melihat kebutuhan mendesak di timnas senior. Ole Romeny kemungkinan besar absen di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Dan Raven, yang punya darah Indonesia Belanda itu mulai dilirik sebagai solusi darurat.
Masalahnya, Raven belum sepenuhnya siap. Ia masih harus ditempa. Bukan hanya fisik, tapi juga mental dan konsistensi.
Dari GBK Menuju Masa Depan
Panggung di Gelora Bung Karno malam itu bukan sekadar laga grup. Bagi Raven, itu adalah cermin besar. Cermin yang memantulkan gambaran apa adanya tentang siapa dirinya hari ini dan seberapa jauh ia harus melangkah.
Pelatih pun sadar. Raven bukan mesin gol instan. Ia harus terus digembleng. Ditekan. Didorong. Agar suatu saat, ketika waktunya tiba, ia bisa menjadi penyerang utama yang benar-benar bisa diandalkan. Bukan sekadar sensasi semusim.