English English Indonesian Indonesian
oleh

Sisi Lain Laga Timnas Indonesia U-23 vs Malaysia U-23: Jens Raven “Dipaksa” Tumbuh Saat Ole Romeny Terluka

FAJAR, JAKARTA — Masih 19 tahun. Baru menyala. Tapi malam itu, Raven dibuat tak berkutik. Dan di sanalah ujian sesungguhnya dimulai.

GBK, Senin malam, 21 Juli 2025. Puluhan ribu pasang mata menanti gebrakan baru dari Jens Raven, penyerang muda yang mencuri atensi publik setelah mencetak enam gol di laga pembuka Piala AFF U-23. Tapi ketika peluit panjang berbunyi, angka gol tak bertambah. Skor kacamata. Malaysia terlalu kokoh. Dan Jens Raven, untuk pertama kalinya dalam turnamen ini, seolah terdiam.

“Thailand, Vietnam, saya tidak peduli,” kata Raven seusai pertandingan. Ia menjawab pertanyaan tentang calon lawan di semifinal dengan dingin, nyaris datar. Satu kalimat yang terdengar seperti tameng dari tekanan yang terus mengalir.

Tapi sesungguhnya, malam itu Jens Raven sedang berada di satu titik penting dalam kariernya. Bukan soal gagal mencetak gol. Tapi tentang pelajaran paling mendasar sebagai penyerang muda yang sedang dibentuk, ditempa, dan diuji di panggung internasional.

Dielu-elukan, lalu Diredam

Minggu lalu, nama Jens Raven jadi buah bibir. Enam gol dalam satu pertandingan bukan perkara biasa. Ia disandingkan dengan nama-nama besar. Bahkan, ada yang mulai berani membandingkan dirinya dengan Ole Romeny, striker utama timnas senior yang kini tengah cedera. Sebagian bahkan menyebut Raven sebagai “calon penerus” Romeny.

Tapi Malaysia menunjukkan realitas. Level U-23 bukan panggung main-main. Mereka tahu cara menghentikan Raven. Tak ada ruang bagi striker 19 tahun itu untuk bergerak bebas. Setiap sentuhannya dijaga. Setiap ruangnya ditutup. Dan Raven pun tenggelam dalam skema permainan lawan yang rapi dan sabar.

News Feed