Makassar memang tidak sedang kekurangan agenda. Isu pembangunan keluarga sehat dan penurunan stunting masih jadi pekerjaan rumah. Di sinilah peran Menteri BKKBN menjadi sentral. Munafri menyebut bahwa pihaknya siap mempresentasikan program-program unggulan yang bisa dikaitkan langsung dengan skema nasional.
“Kita ingin memperlihatkan bahwa Makassar tidak hanya punya program, tapi juga punya keseriusan. Kita ingin bersinergi,” katanya.
Yang juga menarik perhatian Munafri adalah kehadiran Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Bagi Wali Kota yang akrab disapa Appi itu, topik kerukunan bukan sekadar basa-basi dalam forum dialog antarumat. Ia menyadari bahwa Makassar sempat tercatat sebagai kota dengan potensi kerentanan sosial-keagamaan. Maka, kehadiran Nasaruddin menjadi ruang strategis untuk membenahi persepsi sekaligus memperkuat struktur sosial kota.
“Kerukunan ini PR kita bersama. Saya ingin mendapatkan arahan langsung. Makassar butuh jembatan kebijakan yang nyata, bukan simbolik,” ujar Appi.
Di sisi lain, sektor pendidikan dan ketenagakerjaan juga tak luput dari fokus. Kehadiran Abdul Mu’ti, tokoh Muhammadiyah yang kini menjabat menteri pendidikan dasar dan menengah, menjadi kesempatan emas untuk membahas kurikulum berbasis kebutuhan lokal dan peningkatan kapasitas sekolah.
Begitu pula dengan Yassierli, sang menteri ketenagakerjaan yang dikenal sebagai akademisi teknik industri ITB. Munafri berharap, diskusi nanti akan menyentuh isu vital: mismatch antara pendidikan dan lapangan kerja, terutama di kota-kota besar seperti Makassar.