FAJAR, SIDRAP — Inovasi pertanian tidak hanya lahir dari laboratorium, tetapi juga bisa tumbuh dari desa. Semangat inilah yang dibawa oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin Gelombang 114 dalam kegiatan penyuluhan pertanian, pelatihan pembuatan pupuk kompos, dan pembuatan lubang biopori.
Kegiatan yang bertajuk Optimalisasi Pupuk Kompos dan Lubang Biopori ini merupakan program kerja Tasneima Rifcha Annur (Fakultas Peternakan) dan Nurul Nadia (Fakultas Agroteknologi) dari kelompok KKN-T UNHAS yang bertugas di Kelurahan Salomallori, Kecamatan Dua Pitue. Bertempat di Posko KKN Jl. Poros Palapparae, kegiatan dimulai pukul 08.00 WITA dan disambut antusias oleh warga serta aparat lingkungan setempat.
Koordinator Posko KKN-T, Ismail Y. Rahim, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata implementasi program kerja KKN yang bertujuan langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Kegiatan ini adalah lanjutan dari seminar program kerja kami. Saatnya kita bergerak. Kami hadir di tengah masyarakat Salomallori bukan hanya untuk bicara, tapi untuk berbuat nyata. Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa hadir untuk belajar, berbagi, dan membangun bersama,” ujarnya.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut perwakilan dari Badan Penyuluh Pertanian (BPP) dan peternakan. Mereka memberikan materi terkait pemupukan yang efektif, sekaligus mendampingi mahasiswa dalam pelaksanaan program kerja di lapangan.
Penyuluhan tersebut memperkenalkan cara pembuatan pupuk kompos organik dari limbah dapur, serta teknik sederhana membuat lubang biopori sebagai media resapan air dan pengelolaan limbah organik rumah tangga. Semua materi disajikan secara aplikatif, agar mudah diterapkan langsung oleh warga di rumah dan kebun mereka.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Lurah Salomallori, Zainal Madjengo, yang turut hadir dan memberikan sambutan.
“Saya sangat bangga karena adik-adik mahasiswa datang bukan hanya membawa teori, tapi juga solusi nyata untuk masyarakat,” kata Zainal.
Diskusi berlangsung interaktif. Warga aktif mengajukan pertanyaan, terutama terkait pendampingan petani, distribusi pupuk subsidi, serta kelangkaan pupuk KCL yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. (*)