Tujuh dari sembilan nama sudah diperkenalkan ke publik. Sebagian besar adalah wajah baru dengan rekam jejak beragam. Di lini belakang, ada Rodrigo Moura dari Brasil dan Sakyi Elvis dari Ghana. Di tengah, buruh lapangan bernama Sudi Abdallah (Burundi) dan Alexis Gomes (Argentina) siap menggerakkan roda permainan. Sedangkan di lini depan, duet Brasil Douglas Costa dan Rosalvo Junior menjadi harapan utama. Rosalvo sendiri adalah satu-satunya pemain asing yang bertahan dari musim lalu.
Adapun nama ketujuh adalah Carlos Franca, yang baru saja diperkenalkan pekan lalu. Dua lagi? Masih misterius. “Mereka akan segera tiba dalam waktu dekat,” kata Iqbal tanpa mau menyebut nama.
Langkah Persijap tak berhenti di pemain asing. Dari pasar lokal, mereka mendatangkan enam nama: Adzkikry Fadlillah, Sheva Sanggasih, Wahyudi Hamisi, Dicky Kurniawan, Firman Ramadhan, dan Frank Rickhart Sokoy. Nama-nama ini diharapkan jadi pelapis sekaligus penguat rotasi dalam musim yang panjang.
Dengan materi seperti ini, Persijap jelas tak ingin sekadar jadi pelengkap. Mereka datang untuk bersaing, bukan berwisata. Tapi sebagaimana yang kerap terjadi di dunia sepak bola, semangat besar tak selalu identik dengan hasil manis. Terutama jika lawan pertama yang dihadapi adalah tim sekelas PSM.
Laga pembuka musim nanti akan jadi ujian pertama Mario Lemos dan anak asuhnya. Di stadion yang tak bersahabat, tekanan suporter, serta panasnya atmosfer kompetisi elite, Laskar Kalinyamat akan ditantang sejauh mana mereka siap mengubah sejarah?