FAJAR, JAKARTA — Perumahan-perumahan di Bogor, Bekasi, dan Tangerang yang tampak biasa, ternyata menyimpan aktivitas luar biasa. Di balik tembok rumah-rumah itu, Bareskrim Polri mengungkap markas judi online jaringan China dan Kamboja yang dalam 10 bulan mampu meraup keuntungan hingga Rp20 miliar.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Djuhandhani Rahardjo Puro, menyebut jaringan ini menjalankan operasinya secara rapi dan terorganisir. “Keuntungan yang didapat pengelola server marketing judi online di masing-masing lokasi penangkapan sekitar Rp15-20 miliar,” kata Djuhandhani dalam keterangannya, Minggu, 20 Juli 2025.
Mereka tidak bekerja sendiri. Puluhan operator direkrut dan digaji antara Rp7 juta hingga Rp10 juta per bulan untuk memastikan roda judi tetap berputar. Para operator bekerja dalam sistem shift, mengelola situs, menangani transaksi, hingga melakukan pemasaran daring.
Penggerebekan dilakukan pada Jumat, 13 Juni lalu. Tim Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri menyisir tiga titik: satu rumah di Perumahan Negeri Cibubur, Bogor; dua rumah di kawasan Jatirahayu, Bekasi; dan satu vila di Perumahan Tangerang Regensi Baru, Banten.
Menurut Djuhandhani, jaringan ini mengendalikan situs judi online Akasia899 dan Tanjung899, dengan server yang berada di China dan Kamboja. Di Indonesia, operasi dijalankan secara terselubung dengan menyamarkan aktivitas mereka di perumahan padat penduduk.
Dalam penggerebekan itu, polisi menangkap 22 tersangka. Di antara mereka, NKP bertugas sebagai administrator keuangan. Tiga nama lain—RA, DN, dan AN—berperan sebagai pengelola server dan pemasaran. Sisanya, 18 orang bertindak sebagai operator harian.