“Perubahan ini mengindikasikan adanya pergeseran strategi dalam pendekatan penindakan pelanggaran lalu lintas,” katanya.
Yang paling menggembirakan adalah penurunan signifikan pada angka kecelakaan dan jumlah korban, jumlah kecelakaan turun 45 persen, dari 158 menjadi 87 kejadian. Korban meninggal dunia menurun drastis sebesar 75 persen, dari 20 menjadi 6 orang. “Korban luka berat turun 83 persen, dan korban luka ringan turun 35 persen,” ucapnya.
Namun demikian, kerugian materiil justru naik 12 persen, dari Rp159 juta menjadi Rp184 juta. Kenaikan ini kemungkinan disebabkan oleh nilai kerusakan kendaraan yang lebih tinggi.
Capaian ini menjadi refleksi bahwa peningkatan kualitas operasi berbanding lurus dengan peningkatan keselamatan bagi para pengguna jalan. (sae)
