Oleh: Rahmah Indryani
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNM
Immanuel Kant merupakan seorang filsuf besar yang berasal dari latar belakang keluarga sederhana. Ia lahir di Königsberg, wilayah Prusia Timur (kini bagian dari Jerman), pada tanggal 22 April 1724. Gagasan dan karya-karyanya telah memberikan pengaruh besar dan tetap relevan hingga masa kini. Ayahnya bekerja sebagai pembuat pelana, sementara ibunya, meski memiliki pendidikan formal yang terbatas, dikenal sangat cerdas.
Kant tumbuh dalam lingkungan keluarga yang menganut ajaran Pietisme secara ketat. Sejak usia delapan hingga enam belas tahun, ia menempuh pendidikan di sekolah Pietist setempat. Di sekolah ini, kemampuan intelektualnya yang luar biasa dan semangatnya untuk belajar justru terhambat oleh banyaknya nasihat keagamaan yang ia terima. Pengaruh ini menyebabkan Kant mengembangkan rasa antipati terhadap doktrin agama formal yang bertahan hingga akhir hayatnya — bahkan saat dewasa, ia sama sekali tidak pernah pergi ke gereja.
Meskipun begitu, ajaran-ajaran Pietist tetap meninggalkan jejak kuat dalam hidupnya, terutama dalam hal menjalani hidup sederhana dan berpegang pada prinsip-prinsip moral yang ketat.
Immanuel Kant adalah seorang filsuf modern Jerman yang mempunyai pengaruh pada filsafat Barat Abad XIX dan populer di kalangan pelajar atau akademisi filsafat khususnya bidang moral. Kant menaruh perhatian moral dengan baik pada bukunya Critique of Practical Reason (CPR untuk sebutan selanjutnya) yakni karya kedua mengenai moral setelah karyanya yang berjudul Groundwork of The Metaphysics of Moral.
Moralitas, atau yang sering disebut moral, berasal dari kata Latin mos (jamaknya mores), yang merujuk pada cara hidup atau kebiasaan. Dalam bahasa Inggris, istilah moral atau morale juga dapat diartikan sebagai semangat atau dorongan batin yang mendorong seseorang untuk melakukan atau menghindari suatu tindakan. Moralitas ini bertumpu pada nilai-nilai tertentu yang dianggap benar atau salah oleh individu maupun kelompok, sehingga memungkinkan seseorang membedakan antara tindakan yang dianggap baik dan yang buruk. (*/)