FAJAR, MAKASSAR — Dari kekalahan di Kuching hingga kemenangan di Bekasi, PSM terus menempa diri dan siap bertarung.
Langit Bekasi cukup bersahabat ketika wasit meniup peluit akhir. Tiga gol sudah bersarang ke gawang Akademi Garudayaksa. Di sisi lapangan, Bernardo Tavares tak mengalihkan fokus dan memberi semangat kepada anak asuhnya. Tak ada selebrasi berlebihan. Bagi pelatih asal Portugal itu, ini bukan soal menang atau kalah, ini tentang seberapa jauh timnya melangkah dari titik awal.
Senin, 21 Juli 2025, menjadi momen penting dalam rangkaian uji coba PSM Makassar. Setelah dua laga tertutup yang berakhir tanpa kemenangan, tim berjuluk Pasukan Ramang itu akhirnya memetik hasil manis. Bukan hanya soal skor, tetapi lebih pada pembuktian bahwa proses panjang mereka tak sia-sia.
Tiga Laga, Tiga Cerita
PSM memulai rangkaian uji coba pramusim dengan hasil tak begitu baik. Laga dikabarkan jika laga PSM kontra Persita Tangerang berakhir imbang. Tak ada publik, tak ada sorotan kamera. Hanya pelatih, pemain, dan lembar catatan strategi. Tavares menutup rapat akses ke media dan penonton.
Selanjutnya, menghadapi Kuching City FC. Laga yang juga digelar tanpa gegap gempita itu kembali berakhir mengecewakan. Gol semata wayang tim dari Liga Super Malaysia itu cukup untuk membuat dahi Tavares berkerut. Tapi tak satupun dari tim pelatih PSM yang gusar. Kekalahan, kata mereka, adalah bagian dari penyucian.
Barulah di laga ketiga, melawan tim muda Garudayaksa FC, PSM menunjukkan kelasnya. Skor 3-0 menjadi penegas bahwa proses mulai berbuah.