Kata dr. Firman, Kateterisasi mengonfirmasi sumbatan besar: 80–90% di cabang kiri depan, 90% di kiri luar, dan total sumbatan di cabang kanan. Kondisi ini tidak memungkinkan lagi dilakukan pemasangan stent atau ring.
“Dengan kondisi tiga sumbatan utama, kami dari tim dokter menyimpulkan bahwa opsi terbaik dan paling aman adalah operasi bypass,” jelasnya.
Fungsi jantung Puang Senang yang masih bagus menjadi alasan kuat untuk melaksanakan operasi. Pompa jantung yang masih kuat memberikan harapan besar untuk pemulihan maksimal.
Setelah operasi dilakukan pada 12 Juli, pasien terus dipantau ketat di ICU. Tidak ditemukan komplikasi berat seperti perdarahan atau gagal jantung. Hanya sempat terjadi gangguan irama ringan yang berhasil dikontrol dengan obat.
“Pada hari pertama pasca operasi, pasien sudah bisa lepas alat bantu napas. Ini menunjukkan kondisi klinis dan hemodinamik yang stabil,” tambah dr. Firman.
Anak pasien, Megawati Ahmad (29), turut membagikan kisah perjalanan panjang ayahnya hingga mendapat tindakan di RSUP Makassar Kawasan CPI. Ia mengaku keluarga sempat khawatir karena keluhan nyeri dada sang ayah tak kunjung hilang.
“Awalnya kami ke RS Wahidin untuk pemeriksaan. Tapi dokter bilang bapak akan jadi pasien pertama operasi bypass di RSUP CPI. Kami sempat terkejut tapi juga bangga,” ucap Megawati.
Ia menggambarkan sang ayah sebagai sosok pekerja keras yang menghabiskan hari-harinya di kebun bawang. Nyeri dada sudah lama dialami, namun selama ini diabaikan karena masih bisa reda dengan istirahat.