Ia menyebut, berdasarkan hasil kateterisasi, ditemukan sumbatan parah di tiga pembuluh darah, termasuk cabang utama arteri koroner kiri. Karena itulah tindakan operasi urgensi diputuskan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Operasi berjalan lancar selama 4–5 jam. Tim yang terlibat terdiri dari dokter bedah jantung, dokter spesialis jantung, dokter spesialis anestesi, dan perawat. Semuanya bekerja secara terpadu untuk memastikan keselamatan pasien.
“Pasca operasi, pasien sempat mengalami gangguan irama jantung saat dirawat di ICU, tetapi segera tertangani dengan baik. Pada hari ketiga, pasien sudah keluar dari ICU dan dirawat di ruang perawatan biasa,” ungkap dr. Shiddiq.
Menurutnya, masa pemulihan pasca operasi bypass jantung biasanya berlangsung selama 4 hingga 7 hari. Pada hari ketujuh, Sabtu (19 Juli), kondisi pasien telah cukup baik untuk dipulangkan.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Firman, Sp.JP, FIHA, menjelaskan bahwa awalnya pasien datang ke RS Wahidin dengan keluhan nyeri dada yang telah berlangsung selama lima tahun. Dalam satu tahun terakhir, kondisinya semakin memburuk.
Pasien sempat menjalani pengobatan rutin di Enrekang karena memiliki riwayat hipertensi. Namun, karena tidak menunjukkan perbaikan berarti, akhirnya ia dirujuk ke Makassar untuk pemeriksaan lanjutan.
“Pemeriksaan yang dilakukan termasuk EKG, CT-Scan jantung, dan treadmill test. Hasilnya mengindikasikan adanya penyempitan pembuluh darah koroner, dan pasien dilanjutkan ke tahap kateterisasi jantung,” terangnya.
