“Kami tidak Jawa-sentris. Tahun ini, mayoritas kota yang kami kunjungi berada di luar Pulau Jawa,” kata Ghina menegaskan inklusivitas gerakan DSC.
Setelah Makassar, DSC akan terus berkeliling ke berbagai kota lainnya. Evaluasi dari setiap kota akan menjadi bekal bagi perbaikan program selanjutnya.
“Kami selalu terbuka untuk masukan karena kami ingin program ini benar-benar berdampak,” tutup Ghina.
Brand Activation Specialist Wismilak, Anisa Mahani, mengungkapkan bahwa DSC telah melakukan lebih dari 100 sesi aktivasi dan roadshow di berbagai kota. Tahun lalu saja, sebanyak 12 kota disambangi dalam agenda city roadshow, termasuk Makassar yang kembali menjadi salah satu kota tujuan karena tingginya minat peserta.
“Yang membedakan tahun ini, kami mengangkat tema besar kolaborasi. Kami ingin menekankan bahwa membangun bisnis tidak bisa sendiri, perlu kolaborasi dengan berbagai elemen,” kata Anisa dalam sesi pembukaan talkshow yang berlangsung terbuka untuk publik.
Salah satu alumni DSC, Melyana Khohari, pemilik brand Simpati Lombok Kuning, turut berbagi pengalamannya mengikuti kompetisi ini. Ia mengaku sudah pernah ikut beberapa tahun lalu, namun kembali ikut dua tahun lalu karena masih banyak ilmu yang bisa digali.
“DSC tuh keren banget menurut saya. Di tahapan seleksi saja kita sudah belajar banyak, mulai dari presentasi produk tanpa PPT dalam 1 menit, hingga presentasi tiga menit dengan slide yang harus menarik dan menggugah,” ujarnya.
Ia mengaku lolos hingga ke tahap bootcamp. Di sinilah pengalaman dan ilmu yang didapat menjadi lebih dalam.