FAJAR, MAKASSAR — Kinerja sektor perbankan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) masih menunjukkan stabilitas yang kuat hingga Mei 2025. Hal ini tercermin dari pertumbuhan aset, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), dan penyaluran kredit yang tetap positif di tengah dinamika perekonomian nasional.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar, Moch Muchlasin, mengatakan bahwa sektor perbankan di Sulampua tetap resilien dan proaktif dalam menjalankan fungsi intermediasi. “Kami melihat bahwa kinerja perbankan di Sulampua tetap sehat dan mampu menopang pertumbuhan ekonomi daerah, tercermin dari pertumbuhan aset dan kredit yang positif,” ujar Muchlasin, Minggu, 20 Juli 2025.
Total aset perbankan di wilayah ini tercatat mencapai Rp547,00 triliun, tumbuh sebesar 4,49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Sementara itu, penghimpunan DPK tercatat sebesar Rp341,44 triliun, atau tumbuh 2,52 persen yoy. Meskipun pertumbuhan DPK melambat akibat penurunan signifikan pada komponen giro, portofolio DPK masih menunjukkan angka positif yang mengindikasikan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap kuat.
“Menariknya, komposisi DPK di Sulampua masih didominasi oleh tabungan, yakni sebesar 58,48 persen. Ini menunjukkan bahwa masyarakat masih memilih menyimpan dananya dalam instrumen yang lebih likuid,” jelas Muchlasin.
Dari sisi pembiayaan, perbankan menyalurkan kredit sebesar Rp434,77 triliun atau tumbuh 5,02 persen yoy. Penyaluran kredit konsumtif mendominasi, mencapai Rp224,16 triliun atau 51,65 persen dari total kredit yang disalurkan.